Minggu, 17 Januari 2021

Dapatkan Trik Bisnis Online Shop agar Sukses dengan Mudah

Trik Bisnis Online Shop Sukses

Dapatkan info dan trik bisnis online shop sukses disini. Walaupun jenis bisnis online shop sudah banyak dilakukan oleh para pengguna internet sebagai sarana menambah penghasilan tetapi toko online tetap direkomendasikan sebagai langkah awal Anda mencoba bisnis via internet. Mengapa demikian? Karena saat ini hampir semua orang di seluruh dunia menggunakan internet pada hampir seluruh segi kehidupannya termasuk untuk bertransaksi. Inilah sebabnya peluang konsumen Anda menjadi hampir tak terbatas. 

trik bisnis online shop sukses
Trik bisnis online shop sukses

Nah, berikut ini adalah beberapa trik agar online shop yang Anda rintis sukses walaupun belum memiliki produk sendiri untuk dijual. Berikut ini trik agar bisnis online shop sukses.

Banyak yang mengira bisnis ini cukup mudah dijalankan. Ini sebenarnya tak terlalu salah tetapi juga tak sepenuhnya benar. Ada strategi yang harus diterapkan agar Anda sukses berkompetisi dengan pesaing Anda yang jumlahnya demikian banyak di dunia maya. Nah, inilah triknya untuk Anda.

Mengoptimalkan Facebook

Anda  bisa mempromosikan bisnis Anda dari sosial media yang paling populer yaitu Facebook. FB bisa menjadi sarana terbaik untuk meningkatkan brand awareness sekaligus menjaring konsumen terutama untuk bisnis-bisnis baru. Apalagi sudah ada fitur untuk pemasangan iklan pada sosial media ini.

Menggunakan media sosial lain

Agar bisnis online shop Anda juga sebaiknya menggunakan media sosial lainnya untuk memperkenalkan serta membuat toko online Anda populer seperti Twitter atau Instagram. Pada permulaan, Anda bisa memanfaatkan buzzer atau orang yang mempunyai banyak follower untuk mempromosikan produk Anda. Promosi pada media sosial sangat efektif karena berpotensi untuk menjadi viral, sehingga semakin banyak konsumen yang mengetahui produk Anda. Pada kasus ini misalnya ada konsumen yang puas dengan produk serta layanan Anda dan memberikan testimoni yang bagus sehingga terbaca oleh semua orang yang terkoneksi dengannya.

Meskipun demikian potensi ini juga bisa menjadi pisau bermata dua karena begitu ada ketidakpuasan pelanggan yang diposting pada media sosial kesan buruk dari online shop Anda juga akan diketahui oleh banyak pengguna sosmed dalam waktu singkat. Inilah sebabnya sangat penting untuk melayani pembeli atau calon pembeli Anda dengan ramah dan baik termasuk di dunia maya. Menjawab pertanyaan atau membalas komentar selayaknya harus selalu dilakukan.

Jangan spamming

Penggunaan sosial media sebagai promosi bisnis online shop Anda selayaknya tak membuat pengguna internet terganggu. Sebaiknya Anda tak menge-tag foto produk dagangan Anda pada orang yang tak dikenal atau tak termasuk dalam friend list Anda. Selain itu berulang-ulang meretweet dan minta di-follback oleh pengguna Twitter tanpa mengetahui yang bersangkutan target pasar yang efektif atau bukan juga bukanlah langkah yang bijaksana.

Promosi dengan sopan

Metode promosi yang bisa dianggap sopan dan tak mengganggu adalah menggiring calon konsumen yang dianggap sesuai dengan produk milik kita ke sosial media FB dan bila yang bersangkutan telah menjadi klien setia, Anda bisa menggiringnya ke sosial media yang lain.

Informasi yang jelas

Agar terlihat profesional saat merintis bisnis online shop Anda, tampilkan seluruh informasi selengkap dan sedetail mungkin dengan foto yang jelas tanpa rekayasa software. Ini karena calon konsumen tak dapat memegang atau terlebih lagi mencoba produk tersebut bila berkaitan dengan pakaian atau fashion item. Upaya ini juga untuk meminimalkan agar konsumen tak merasa tertipu saat barang sudah dikirim.

Nah, demikianlah beberapa hal yang penting untuk Anda ketahui tentang bisnis online shop. Selamat mencoba dan semoga sukses!

Suka Artikel ini? Share juga ke teman kamu yang lain...

About The Author

Niko Julius


Artikel menarik lainnya :

2 Usaha Modal Kecil Menguntungkan Berlipat-Lipat

Contoh Usaha Modal Kecil yang Belum Banyak Pesaing

Mau usaha modal kecil tapi yang belum banyak pesaing? Usaha berikut ini bisa menjadi contoh. Menjadi pengusaha sekarang sudah menjadi tren. Tapi, kamu jangan hanya ikut-ikutan saja tanpa kemudian terjun secara serius dan mempelajari risiko yang bisa saja menimpa. Sebaiknya, pelajari seluk beluk usaha modal kecil menguntungkan yang akan kamu jalankan sehingga risiko bisa dikelola dengan baik. Bahkan, jika kamu cukup smart, kamu bisa merubah risiko menjadi peluang yang menguntungkan. Cobalah 2 bisnis modal kecil berikut ini yang terbukti menguntungkan.

Contoh Usaha Modal Kecil yang Belum Banyak Pesaing
Usaha Modal Kecil

Usaha Modal Kecil Menguntungkan dengan Menjual Roti Bakar

Jangan dianggap remeh, usaha modal kecil menguntungkan dengan menjual roti bakar benar-benar menjanjikan jika kamu tahu bagaimana caranya. Sebagai informasi saja, keuntungan tiap roti bakar yang bisa kamu dapatkan adalah sekitar 30-40%. Artinya, jika kamu menjual satu buah roti bakar dengan harga Rp 10.000, maka keuntungan bersih tiap buah sekitar Rp 3.000-4.000. Jika dalam satu hari kamu bisa menjual 20 buah, maka keuntungan bersih tiap hari mencapai Rp 80.000. Jika stabil, atau anggap rata-rata Rp 80.000 tiap hari, dalam 1 bulan keuntungan bersih mencapai Rp 2.400.000,-

Ini jika harganya Rp 10.000 per buah, jika lebih maka keuntungan tinggal dikali saja. Kamu juga tidak boleh pesimis karena menjual 20 buah roti bakar dipandang sulit. Akan terlihat sulit jika kamu menjalankan strategi konvensional dimana kamu dan gerobak cinta kamu hanya diam dan menunggu pelanggan datang. Cobalah dengan cara mendatangi pelanggan, buatlah tampilan roti bakar yang mahal seperti tampilan brownies atau kue tart atau jenis kue ulang tahun lainnya. Berikan warna dan aksesoris lucu lainnya.

Jika kamu mampu menghadirkan tampilan serta rasa roti bakar yang kreatif, kamu bisa menjualnya di toko kue dan roti. Bahkan, jika pun kamu menjual dengan gerobak yang sudah kamu modifikasi dari sisi tampilan, ada banner, ada lampu warna-warni, maka hasilnya akan lebih bombastis. Angka 20 buah roti bakar akan terlihat kecil. Apalagi jika kamu menyandingkan bisnis roti bakar ini dengan aneka kopi. Pelanggan bisa menikmati roti bakar dengan kopi hangat. Tentu sangat menggiurkan. Jadi, usaha modal kecil menguntungkan membutuhkan kreativitas yang tinggi dan di luar kebiasaan.


Usaha Modal Kecil Menguntungkan dengan Menjual Empek-Empek

Bisnis empek-empek sangat empuk dan manis seperti rasa empek-empek itu sendiri. Bisnis ini juga bukan hanya milik orang Palembang. Seperti bisnis Warteg yang tidak hanya menjadi milik orang Tegal. Kamu juga memiliki kesempatan untuk menjalankan bisnis ini. Sama seperti cara menjalankan usaha modal kecil menguntungkan dengan menjual roti bakar di atas, kamu memerlukan kreativitas untuk membuat tampilan dan rasa empek-empek yang bervariasi.

Dari sisi tampilan, kamu bisa berkreasi dengan bentuk-bentuk yang unik seperti bentuk balon, segitiga, dan lainnya. Kemudian, dari sisi isi, kamu bisa lebih terbuka lagi. Jangan hanya isi telor, tapi juga bisa isi daging, sosis, jamur dan lainnya. Bahkan, bisa juga isi bakso untuk menghadirkan sensasi baru. Sedangkan dari sisi bumbu, bisa dengan manis atau pedas dengan tingkatan berbeda-beda. Selanjutnya dari sisi kemasan yang harus lebih menarik termasuk juga gerobaknya.

Nah, sebenarnya, mau usaha jenis apapun, selama kamu kreatif dan menghadirkan menu baru nan segar, pelanggan akan mudah untuk datang. Apalagi jika usaha modal kecil menguntungkan ini kamu tambahkan dengan fasilitas lain seperti free hotspot, LCD proyektor dan layar untuk nonton film atau TV dengan layar lebih lebar dan lain sebagainya, maka pelanggan akan semakin membludak.

Semoga artikel contoh usaha modal kecil yang belum banyak pesaing bermanfaat untuk Anda yang mau mulai membangun usaha.

Minggu, 03 Januari 2021

Cara Mengaktifkan Kekuatan Pikiran untuk Memperkuat Citra Diri

Cara Mengaktifkan Kekuatan Pikiran

Cara mengaktifkan kekuatan pikiran - Sebagaimana kita perlu mengerti akar dari harapan kita, kita juga harus mengenal asal mula citra diri kita. Makin sering kita mengalami sukses dan memperoleh umpan balik positif, citra diri kita juga akan makin positif. Tapi apa dasar citra diri kita? 

cara mengaktifkan kekuatan pikiran
Cara mengaktifkan kekuatan pikiran - Kekuatan citra diri


Bila segenap perasaan tentang diri kita tergantung sepenuhnya dari sukses dan penerimaan orang, lalu apa yang akan terjadi dengan citra diri kita jika sukses kita ternyata sering disertai kegagalan dan penolakan? Kegagalan dan penolakan akan merusak, menghancurkan atau mengurangi citra diri kita. 

Cara yang kita tempuh untuk mengatasi kemunduran adalah dengan mengubah cara kita mengembangkan penerimaan diri kita. Kita perlu mencari kekuatan dan penerimaan dalam diri kita sendiri.

Citra diri kita perlu didasarkan pada nilai di dalam diri kita, bukan pada reaksi orang
Menjadi dewasa dan sukses tergantung dari apa yang mendasari citra diri kita, bukan dari kalah atau menang, atau dikasihi atau ditolak, tapi pada nilai di dalam diri kita sendiri. 

Selanjutnya, apapun yang terjadi, kita akan terus berkembang menjadi lebih terjamin dan percaya diri. Jika citra diri kita naik turun dan tergantung dari apakah kita sukses atau bagaimana perasaan orang terhadap kita, maka emosi kita tak ubahnya seperti roller coaster. Satu saat kita mungkin akan bergembira dan senang. Lain waktu kita akan berubah menjadi frustasi. 

Kalau begini terus maka kehidupan kita akan menjadi kacau dan sia-sia. Jika hal itu sudah menjadi keputusan kita, maka kita akan mendapati diri kita tengah mencari-cari situasi yang aman. Kita akan menemukan diri kita tengah berada di pinggir garis kehidupan, sementara kita menyaksikan orang lain sedang menikmati kehidupan yang penuh tantangan dan menuju pada keberhasilan.

Bila jati diri kita lebih kuat, maka harga diri kita juga akan lebih meningkat. Selanjutnya kita akan dirangsang oleh kekalahan. Selain itu, kalau kepribadian kita kuat, kita akan mulai dapat memanfaatkan umpan balik negatif. Dan sementara tingkat keyakinan kita meningkat, kita akan mulai memanfaatkan situasi yang penuh stres. 

Sebagai contoh, ketika masih menjual produk IBM, saya selalu mengingatkan diri saya bahwa banyak orang yang saya jumpai nanti tidak akan mau menerima diri saya; sebelum saya bertemu dengan orang yang memerlukan saya. Pikiran untuk menolong orang lain telah memisahkan diri saya dari kemungkinan penolakan.

Setel Pikiran Anda

Setel pikiran sebagai cara mengkatifkan kekuatan pikiran. Udara di sekeliling kita dipenuhi oleh gelombang radio, suara musik, pertandingan olahraga dan warta berita. Tapi kita tidak dapat mendengar suara apa pun, kecuali jika kita terlebih dahulu menghidupkan rario. Saat radio dihidupkan mungkin kita hanya mendengar suara berisik saja. Kita perlu memutar kenop gelombangnya. 

Meskipun demikian, kita kebanyakan akan mendengar siaran yang tidak begitu kita inginkan. Namun kita harus terus menyetelkany sampai kita memperoleh siaran yang kita senangi. Kemudian kita setel lagi pelan-pelan hingga program yang kita pilih enak didengar.

Pikiran kita juga tidak ubahnya seperti radio. Setiap hari kita perlu menghidupkannya sehingga kita dapat memahami pikiran kita. Kemudian kita harus memutar kenop gelombangnya untuk menentukan pilihan kita. Kita memilih pikiran yang kita inginkan. Jika kita bisa menikmati pilihan kita, maka kita akan dapat menyetel pikiran kita sehingga kita akan tetap berada pada energi frekuensi itu. 

Demikian selanjutnya, kita akan selalu berpikir dan merasakan sesuatu yang kita inginkan, hanya dengan menyentuh beberapa tombo tertentu. Kita menyetel pikiran kita dengan gagasan yang dapat menciptakan emosi dan reaksi yang kita inginkan. Salah satu cara adalah dengan mengulagi gagasan yang akan membuat kita tetap berada pada momentum positif.

Kita dapat menyetel pikiran kita agar menghasilkan reaksi yang kita inginkan

Celakanya, banyak dari antara kita telah diprogram dengan umpan balik negatif. Orang tua atau guru yang kritis dapat menyebabkan kita menjadi kritis terhadap diri kita sendiri. Lalu kita akan mengalami kesulitan dalam menghadapi penolakan. 

Melalui penyesuaian kembali harapan kita dengan kenyataan yang selalu berubah, maka kita akan dapat memanfaatkan tantangan. Kemudian barulah kita dapat menyingkirkan frustasi, sedikit banyak berpikir dan merasakan sesuatu yang dapat membuat kita tetap merasa tenang.

Kita bisa membebaskan diri kita dari kekhawatiran dengan mencari tempat untuk menyepi selama dua puluh menit. Prosesnya dapat termasuk latihan, meditasi atau membaca buku. Lambat laun kita akan dapat menjernihkan pikiran kita dari stress. 

Setelah itu baru kita dapat mengembangkan ide baru dan membuat keputusan yang lebih mengena pada sasaran. Dan kita akan dapat besikap tenang ketimbang mundur teratur, mencaci maki atau bermusuhan dengan orang lain.

Kita menyetel pikiran kita agar bergairah menghadapi tantangan
Dengan mengharapkan penolakan, kita akan dapat mepersiapkan diri kita untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak terduga.
Kita baru bisa berhasil jika kita mau belajar dari kegagalan


Artikel cara mengaktifkan kekuatan pikiran untuk memperkuat citra diri ini diambil dari buku Berani Menghadapi Kegagalan - Art Mortell

Sumber gambar dari www.freepik.com 


Sabtu, 02 Januari 2021

Bagaimana Cara Mereka Menghadapi Kegagalannya dan Menghindari Frustasi

Bagaimana Cara Mereka Menghadapi Kegagalannya?

Artikel Bagaimana Cara Mereka Menghadapi Kegagalannya  ini sebagai salah satu jawaban bagaimana cara menghadapi kenyataan ketika mengalami kegagalan.

Bagaimana Cara Mereka Menghadapi Kegagalannya
Bagaimana Cara Mereka Menghadapi Kegagalannya

Hank menugaskan saya ke daerah industri garmen di kota New York. Wilayah pemasaran ini sudah terkenal sebagai daerah yang paling sulit digarap. Orang-orang industri garmen waktu itu hidup dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. Mereka berjuang keras untuk memperoleh marjin laba yang tipis. 

Karena pengaruh stres, mereka sering bersikap bermusuhan. Tadinya saya senang menerima tantangan semacam ini. Saya ingin membuktikan kepada IBM bahwa saya memang mampu menggarap lingkungan yang sukar ini.

Sesuai dengan giliran, pada hari pertama saya mulai memasuki beberapa kantor dan memberikan presentasi saya. Walaupun sering ditolak, saya terus mencari calon pelanggan lain yang lebih potensial. Pada kunjungan saya yang kelima, saya menghadapi lebih banyak penolakan. Ini sungguh di luar dugaan saya!

Resepsionisnya kala itu adalah seorang wanita muda, barangkali baru saja lulus SMA. Dia nampak ramah dan menyenangkan. Dengan penuh antusias saya memperkenalkan diri: “Nama saya Art Mortell, dari IBM. Kami memilki produk baru yang fantastis, yang dapat mempercepat operasi perusahaan Anda. Jika saya dapat menunjukkan kepada bos Anda cara meningkatkan produksi kantor ini menjadi 50 persen lebih tinggi, apa dia bisa menyisihkan lima belas menit dari waktunya untuk saya?

Dia tersenyum sinis dan berkata, “Cepat angkat kaki dari sini.” Saya berdiri terpaku di sana, diam seribu bahasa. Lalu dia menunjuk ke arah pintu keluar. Tanpa banyak bicara saya segera meninggalkannya. Kemudian saya meneleponnya berulang-ulang, tapi  saya selalu memperoleh jawaban yang tidak menyenangkan. 

Definisi saya mengenai kata resepsionis segera berubah. Selain itu, saya juga kehilangan rasa percaya diri. Apa yang saya lakukan ini salah?

Saya sadar bahwa problem saya sebenarnya berasal dari pikiran saya sendiri. Saya selalu berkata pada diri saya, “Saya ingin agar orang lain suka sama saya, mengundang saya ke kantornya, bersikap ramah terhadap saya dan membli mesin yang saya tawarkan.” Tapi ini bukanlah pengalaman saya yang sebenarnya. Kenyataan sangat berbeda dengan harapan saya. Saya kembali menjadi kecewa dan frustasi.

Cara Menghadapi Kegagalan

Frustasi diukur oleh jarak antara harapan dan kenyataan

Sejak kejadian itu, setiap hari saya hanya berada di kantor saja. Tadinya memang ada niat saya untuk berkirim surat, sambil berharap dapat memperoleh jawaban yang positif. Selain itu, saya juga berencana akan menelepon langganan lama dan memberi tahu mereka bahwa saya adalah penjual yang baru dan meminta mereka untuk menelepon balik bila mereka memerlukan saya. Tapi saya tidak pernah betul-betul menelepon mereka atau membuat jadwal kunjungan.

Saya tahu bahwa jika saya terus bersikap defensif seperti ini, maka manajer saya akan segera mengnetahui betapa tidak efektifknya diri saya dan mungkin akan memecat saya. Saya berkata pada diri sendiri, “Saya sudah bekerja keras selama ini. Kenapa saya mesti? Saya harus bisa menemukan jalan keluarnya. Kini, apa sebenarnya masalah saya?”

Saya menyimpulkan bahwa masalah saya sesungguhnya berasal dari ego saya. Saya menyadari bahwa diri saya bukanya tidak sensitif, melainkan terlalu peka. Sekarang bagaimana jalan keluarnya? Solusinya adalah singkirkan masalahnya. Karena masalahnya ialah kurang kedewasaan, saya berpendapat, jalan keluarnya juga akan nampak seperti kekanak-kanakan. 

Saya membayangkan daerah pemasaran yang diberikan IBM kepada saya seperti bayangan sebuah kamar yang penuh oleh calon pelanggan saya yang kini menjadi objek imajiner. Setiap objek diberi label “ya” atau “tidak”. Tugas saya hanya menyeleksi setiap objek, melihat labelnya dan memisahkan mana yang berlabel “ya” dan mana yang “tidak”.

Dengan menerapkan filosofi ini terhadap calon pelanggan saya yang sebenarnya, saya menemukan bahwa dari setiap 43 label negatif terhadap hanya satu label positif. Skenario imajiner ini membebaskan pikiran saya dari umpan balik negatif dan memusatkan pikiran saya pada mereka yang mau menerima diri saya. 

Dalam waktu sepuluh bulan sebelum saya dimutasikan ke California, saya berhasil membuka tujuh puluh rekening baru. Tapi saya baru mengalami sukses seperti ini setelah saya belajar bagaimana mengatasi kegagalan.

Bagaimana Cara Mereka Menghadapi Kegagalannya?

Jika harapan terhadap diri sendiri tidak realistik, kita harus bisa mengubahnya. Kapan saja kita frustasi, kita perlu bertanya pada diri sendiri dua pertanyaan berikut :

Apakah kenyataan itu?

Apa sebenarnya harapan saya?

Waktu kita masih anak-anak dan ditanya orang, kebanyakan mencoba menjawab semua pertanyaan dengan benar. Tapi dalam dunia bisnis, kita menjumpai kenyataan yang jauh berbeda antara kegagalan dan sukses. Bila persentase sukses berubah, maka harapan kita juga perlu berubah. Kita sering kali harus menemui kegagalan sebelum kita memperoleh sukses. 

Ketimbang mengurangi harapan kita, kita perlu tetap berpegang teguh pada tujuan kita, sementara kita menyesuaikan diri dengan apa yang kita harapkan. Dengan tidak lagi berharap untuk selalu diterima orang, kita akan dapat lebih mudah bergaul dengan orang yang sulit.

Perhatikan asal usul harapan kita terhadap diri sendiri. Beberapa di antara kita mungkin pernah diberitahu sewaktu masih kecil bahwa mencari sukses finansial akan sangat menegangkan. Jika kita percaya pada pikiran seperti itu, kita mungkin akan memutuskan untuk tidak terlalu berharap pada diri sendiri dan mencari posisi yang kurang menantang.

Kita kebanyakan mungkin berambisi untuk hidup sukskes. Barangkali ada orang yang mengatakan, “Saya berharap kamu tetap bertekun sampai kamu sukses dan mandiri secara fianasial.” Makin tinggi cita-cita kita, makin banyak kesulitan yang perlu kita atasi sebelum kita meraih sukses.

Selain dari apa yang kita harapkan dari diri sendiri, kita juga perlu menjabarkan harapan yang kita inginkan dari lingkungan sekitar kita. Beberapa dari kita sudah dikondisikan untuk percaya bahwa pada umumnya orang akan mengasihi diri kita. Dalam kasus saya, misalnya, ibu saya sangat mengasihi diri saya, tanpa mempedulikan baik buruknya kelakuan saya. 

Kasihnya yang tulus telah membuat jiwa saya tentram. Tapi sayang, situasi di sekolah telah membuat diri saya merasa tidak tenang. Guru saya tidak secara otomatis sayang kepada saya. Agar diperhatikan mereka, saya harus memperlihatkan tingkah laku yang baik dan sopan.

Sering kali umpan balik negatif berupa kejutan emosional. Apa yang akan terjadi bila kita mempunyai tujuan ambisius, tapi secara emosional kita tidak siap menghadapi keadaan yang sulit dan umpan balik negatif? 

Jika prakarsa kita yang terdahulu terhadap lingkungan di sekitar kita sangat kontras dengan kenyataan yang ada, maka kita akan menjadi frustasi. Semakin besar perbedaan antara kenyataan dan harapan kita, semakin besar kekecewaan kita.

Kini kita mempunyai dua pilihan :

Mengurangi harapan kita dengan memutuskan untuk tidak akan pernah mencoba berusaha lagi dan menghindar dari tantangan yang membingungkan kita

Atau

Menyesuaikan harapan kita dengan kenyataan yang kita hadapi, sehingga tantangan tidak lagi membelenggu diri kita, tapi memperkuat citra diri kita.

Kita perlu mengnubah harapan kita terhadap kenyataan. Konsep kuno tentang kegagalan sudah tidak berlaku lagi sekarang. Daripada menghindari kegagalan, lebih baik kita menghargai kearifan yang ditawarkannya kepada kita.

Artikel Bagaimana Cara Mereka Menghadapi Kegagalannya ini diambil dari Buku Berani Menghadapi Kegagalan - Art Mortell
Sumber gambar dari www.freepik.com

Jumat, 01 Januari 2021

Pentingnya Memiliki Harapan - Semakin Besar Peluang untuk Berhasil

Pentingnya Memiliki Harapan

Pentingnya memiliki harapan dalam meraih kesuksesan karena itu akan memperkuat motivasi kita dalam meraih cita-cita yang kita tetapkan. 

pentingnya memiliki harapan
Pentingnya memiliki harapan

Beberapa hari kemudian saya datang lagi dan bertanya pada dua calon pelanggan saya tentang pendapat mereka mengenai produk tersebut. Sungguh menyenangkan, satu orang jadi membeli kertas karbonnya. Hanya dalam waktu beberapa jam saya telah membuka satu rekening baru. Waktu itu terbetik dalam benak saya mungkin saya dapat melakukan hal seperti ini sekali sehari. 

Saya kembali menemui bos saya dan memberi tahu dia bahwa saya sekarang sudah siap bekerja penuh. Kemudian ia menugaskan saya ke wilayah Wall Street. Dalam sembilan hari  pertama saya berhasil membuka 10 rekening baru. Saat itu saya sudah belajar bahwa harapan sesungguhnya terbagi dalam dua bagian: yang pertama ialah harapan terhadap diri sendiri dan yang kedua adalah harapan terhadap kenyataan.

Pikirkanlah tentang harapan yang kita inginkan. Makin besar harpaan kita terhadap diri sendiri, makin kuat tekad kita untuk meraih sukses. Bagi merek yang ingin memperoleh sesuatu yang bermakna, terkenal dan mandiri secara finanasial, harapan dapat memotivasi diri kita untuk makin tekun berusaha hingga keinginan kita bisa terpenuhi.

“Makin besar harapan kita, makin kuad tekad kita untuk berhasil”

Kemudian perhatikan harapan kita terhadap orang lain. Barangkali kita sudah terbiasa diperhatikan orang dan diperlakukan dengan baik. Bagaimana perasaan kita bila pada kenyataannya hal tersebut tidak sesuai dengan harapan kita dan kita selalu menemui kegagalan sebelum meraih sukses?

Jika kita terus berputus asa, kita mungkin beranggapan kita terlalu banyak berhadap dari diri kita sendiri dan dengan penuh kekecewaan kit aakan mengurangi harapan kita. Tapi hal ini selain akan menyingkirkan kekecewaan kita di masa mendatang, juga akan memperlemah harga diri kita. Barangkali kita bisa mengenyahkan rasa putus asa yang timbul akibat kegagalan dan penolakan, namun ini akan mengorbankan rasa bangga kita terhadap prestasi, penghargaan orang dan kemandirian finansial.

Sementara sukses saya dengan Old Town berlangsung terus, keyakinan diri saya juga makin berkembang. Kini saya sudah siap melamar IBM lagi. Saya tahu, orang-orang IBM kebanyakan pintar-pintar dan berpendidikan tinggi. Sebab itu saya yakin, dalam wawancara nanti saya akan dapat menjawab dengan baik dan bersungguh-sungguh. 

Manajernya waktu itu ialah orang yang emosional. Saya tetap tenang dan santai, sementara saya menceritakan tentang sukses saya di Old Town. Namun manajer itu mempersilahkan saya keluar ruangan, sambil berkata, “Anda kurang memiliki emosi dan kegembiraan.”

Selama periode tahun 1961 sampai 1962, saya mengikuti program pasca sarjana bidang manajemen pemasaran di City University of New York. Saya belajar dengan tekun dan penuh semangat. Setelah menyelesaikan program itu, saya merasa tidak sabar untuk mencoba melamar IBM lagi. Kali ini saya akan membuat manajer itu terkesan dengan sikap antusias saya. Saya bertekad akan memperlihatkan kemampuan saya.

Manajernya kali ini adalah seorang pria gemuk. Dia duduk di kursinya sambil mengisap cerutu, sedangkan saya duduk serasa membungkuk ke depan dan dengan gembira mengatakan kepadanya bahwa saya sangat menyukai produk IBM dan mengutarakan berbagai alasan saya bisa menjadi penjual kenamaan bagi IBM. 

Setelah saya selesai berbicara, dia berkata dengan suara bergumam, “Anak muda, alasannya kenapa Anda tidak memenuhi syarat untuk menjual produk IBM adalah karena Anda terlalu emosional.”

Saya kini menjadi bingung. Tanpa menghiraukan apakah saya terlalu antusias atau serius, saya tetap saja ditolak. Lambat laun saya menyadari bahwa tidak semua orang itu sama. Saya lalu mengecam diri saya, karena setelah hidup dua puluh tiga tahun lamanya baru sekarang saya belajar hal yang cuma sepele itu. 

Lain waktu saya menyesuaikan diri dengan kepribadian manajer itu. Dalam enam bulan berikutnya saya baru berani mencoba lagi.

Pada bulan Juni 1963 saya mencoba melamar untuk yang keempat kalinya. Manajer IBM waktu itu adalah seorang pria yang ramah dan menyenangkan, bernama Hank Schick. Saya merasa bahwa bagian sifat saya yang agresif dan serius tidak akan sesuai dengan kondisi waktu itu. 

Sebab itu saya beralih pada segi kepribadian saya yang lebih bersahabat dan ekspresif. Kali ini saya berhasil menjalin hubungan yang akrab dengannya dan akhirnya saya diterima bekerja.

Itulah sebagian kecil cerita tentang pengtingnya memiliki harapan. Semoga bermanfaat.

Sumber artikel : Buku Berani Menghadapi Kegagalan - Art Mortell
Sumber gambar : www.freepik.com

Kamis, 31 Desember 2020

Menghargai Kegagalan - Hadapi Terima dan Syukuri

 Menghargai Kegagalan

Menghargai kegagalan. Banyak orang takut untuk coba suatu hal sebab yang pertama tampil di pikiran mereka adalah resiko tidak berhasil. Walau sebenarnya jika kita tak pernah coba, maka kita tidak akan tahu hasilnya bagaimana.


menghargai kegagalan
Menghargai kegagalan


Kegagalan misalkan seperti sosok monster besar hitam yang siap untuk menangkap. Ketakutan ditangkap monster itu membuat beberapa orang yang malas untuk coba suatu hal yang tidak pernah dikerjakan sebelumnya. Walau sebenarnya banyak yang lupa kalau selain ada resiko kegagalan, ada pula resiko kesuksesan.

Bicara masalah kegagalan, saya jadi terpikir seorang guru yang memberi satu pencerahan mengenai kegagalan. Tidak berhasil itu sesungguhnya momen waktu kita tidak berhasil mengartikan kegagalan. Waktu kita dapat mengartikan momen kegagalan, sesungguhnya kita telah sukses ambil evaluasi atas kejadian itu.

Malah yang jadikan kita tidak berhasil yang sebenar-benarnya adalah saat kita cuman menyaksikan kegagalan dengan penuh penyesalan.

Karena itu hargailah apa saja kejadian kegagalan yang kita alami. Dengan begitu, kita makin lebih gampang menerima evaluasi yang bisa kita dapat dari hasil mengartikan kegagalan.

Sejak lama saya telah dikondisikan untuk percaya bahwa sukses berarti hampir tidak pernah gagal. Tapi tiba-tiba kenyataan berbicara lain dan saya baru sadar bahwa sukses selalu disertai dengan kegagalan. 

Kini saya perlu mengubah harapan saya, bukan untuk diri saya, tapi demi mereka yang mau menghargai usaha saya. Pedoman yang harus segera dibentuk. Kegagalan ialah suatu proses yang perlu saya hargai.

Besok paginya saya mengirimkan contoh barang yang diminta dan memberi tahu dua calon pelanggan saya bahwa dalam beberapa hari lagi saya akan menelepon guna memastikan pesanan mereka. 

Sementara berjalan kembali ke kantor, saya bergumam sendiri, “Kenapa saya tidak mengunjungi orang lain di dalam gedung itu dan mengapa saya tidak meminta dua orang itu untuk mencoba barang yang saya bawa dan segera membuat keputusan?” saat itu saya menyadari bahwa saya sebenarnya sedang menghindar dari kemungkinan ditolak lagi.

Apa Usahamu untuk Meraih Cita-cita yang Kamu Inginkan

Usaha Meraih Cita-cita

Apa Usahamu untuk Meraih Cita-cita yang Kamu Inginkan? Kalau kamu bisa menjawab pertanyaan ini, berarti kamu sudah setengah jalan untuk mewujudkannya.

apa usahamu untuk meraih cita-cita yang kamu inginkan
Apa usahamu untuk meraih cita-cita yang kamu inginkan

Kita akan berhasil jika kita mau belajar dari kegagalan

Saya menerima gelar kesarjanaan saya pada tahun 1961. waktu itu saya merasa seakan-akan telah berhasil menyelesaikan suatu perjalanan panjang melewati terusan yang membawa saya mulai dari masa kanak-kanak sampai ke ambang pintu kedewasaan. dengan berbekalkan cita-cita, saya kini siap meraih sesuatu yang bermakna dan kemandirian finansial. Tapi tekad saya untuk berhasil sudah bercampur dengan perasaan prihatin. 

Saya tahu ke mana saya hendak pergi, namun bagaimanasaya bisa ke sana? Saya seakan-akan telah mempunyai tujuan, tetapi belum memiliki peta jalan.

Sewaktu saya mempertimbangkan berbagai pekerjaan, saya menyadari bahwa karier sebagai guru atau pekerja sosial kurang tantangannya dan gajinya pun tidak sesuai dengan selera saya. Makin lama saya menyelidiki, makin besar keyakinan saya bahwa pekerjaan yang cocok buat saya hanyalah sebagai penjual. 

Dengan posisi sebagai penjual, saya akan ditantang untuk memiliki disiplin diri, percaya diri dan persuasif. Selain itu, saya juga ingin menjadi seorang profesional dengan pekerjaan berngengsi. Bagaimana saya bisa memiliki kedua-duanya? Akhirnya saya memutuskan akan bekerja sebagai penjual di IBM.

Reputasi perusahaan ini dikalangan dunia usaha betul-betul isitimewa dan program pelatihannya pun paling baik. Wawancara pertama saya dengan IBM nampak positif dan saya merasa telah melaksanakannya dengan baik. Namun manajernya tidak menerima saya, karena saya dianggap kurang memiliki pengalaman dalam bidang bisnis.

Sementara saya dalam perjalanan kembali ke Brooklyn dengan kereta bawah tanah, saya mereasa tidak begitu kecewa dengan kejadian ini. Keputusan manajer itu dapat saya maklumi dan jalan keluarnya pun sudah jelas. Saya harus bisa memperoleh pengalaman yang diperlukan.

Selang beberapa hari kemudian saya diterima bekerja di Old Town Corporation, sebuah pabrik alat-alat kantor. Tanggung jawab saya termasuk mulai dari urusan iklan sampai prompsi penjualan. Lama kelamaan saya makin mengerti bahwa sukses perusahaan sebenarnya ditentukan oleh produktivitas penjualan. 

Jika saya berhasil dalam penjualan, nilai diri saya bagi perusahaan akan ikut terangkat. Karena itu saya minta diberikan sebuah daerah pemasaran.

Bos saya, wakil presiden penjualan, sangat senang mendengar permohonan saya. Dia menatap keluar jendela dan menunjuk ke arah gedung Williamsburg Saving Bank. “Art”, katanya, “itu adalah bangungan terbesar di Brooklyn dan tenaga penjualan yang menguasai wilayah ini pasti tidak akan keberatan bila kau mau mencobanya. Selamat bekerja.”


Usaha terbaik untuk meraih cita-cita
Apa usahamu untuk meraih cita-cita?


Besoknya saya mulai menghubungi beberapa calon pelanggan dan memperkenalkan berbagai produk seperti kertas karbon dan pita mesik tik. Tidak lama kemudian saya bisa berbicara dengan sembilan belas calon pelanggan, namun tidak ada satupun yang berniat membeli. 

Perasaan kecewa menyertai saya sementara saya kembali ke kantor dengan berjalan kaki sejauh 2 mil. Saat itu saya merasa bahwa saya tidak akan pernah bisa menjadi penjual.

Saya yakin bahwa ada orang yang berhasil karena usaha sendiri dan ada juga yang sukses karena bantuan orang lain. Ternyata saya kurang memiliki rasa percaya diri. Saya berpendapat, karena saya tidak berhasil menjual barang, nantinya saya akan selalu mencari pekerjaan yang kurang menantang dan bayarannya cuma sedikit. Akhirnya begitu sampai di kantor saya merasa sedih dan kecewa sekali.

Dua minggu kemudian, ketiika saya sedang merapikan kertas berserakan di atas meja, saya menemukan catatan yang saya buat pada pagi hari yang buruk itu. Setelah membacanya, saya baru sadar dari sembilan belas orang yang saya hubungi ternyata ada dua orang yang mengajukan permintaan contoh barang. 

Sambil berjalan pulang di tengah hujan salju, saya bertanya pada diri sendiri, “Kenapa saya tidak ingat pada dua jawaban positit itu?” Ternyata, saking kecewanya saya pada ketujuh belas respon negatif, saya jadi kurang peka terhadap dua reaksi yang positif.

Jadi, apa usahamu untuk meraih cita-cita yang kamu inginkan? Apakah sudah berusaha optimal ataukah masih nyantai?

Sumber tulisan: Buku Berani Menghadapi Kegagalan - Art Mortell
Sumber foto : www.freepik.com

Bisnis Online Gratis Tanpa Modal Dengan Mengisi Survey Online

Bisnis Online Gratis Tanpa Modal Dengan Mengisi Survey Online Bisnis Online Gratis Tanpa Modal Dengan Mengisi Survey Online Bisnis Online Gr...